Untaian Kata

Salam - salam

Assalamu'alaikum para pengunjung yang budiman....Semoga Blog ini bermanfaat

Jumat, 22 Oktober 2010

Hidayah Dicari atau Ditunggu ????

INDAHNYA HIDAYAH ALLAH
Kemarin, saya mendapat cerita dari seorang sahabat saya yang hampir mengalami kematian, dan Allah memberikan kesempatan buatnya. singkatnya "Nyawa saya hapir naik ke atas dan sakitnya luar biasa." ujarnya serius. dulu saya tidak pernah sholat, bahkan benci mendengar pengajian. ya aku senangi adalah obat, ngeroko, nongkrong dan bahkan baca majalah2 porno. semenjak kejadian itu, ujarnya aku jadi lebih takut dengan Allah, aku jadi rajin sholat, dan aku mulai mengenal siapa itu Rasullah dan sahabat-sahabatnya.mendengar azan pun rasanya aku merinding dibuatnya.
Sahabat itulah sedikit cerita dari sekian banyak orang yang dirahmati Allah melalui cara yang berbeda-beda. selamat berusa mencari hidayah Allah dan jangan pernah putus asa dari rahmatnya.
Dalam Tafsir Munir karya Dr. Wahbah Az Zuhaily, hidayah ada lima macam. Adapun kelima hidayah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Hidayah ilhami. Hidayah ini adalah fitrah yang Allah SWT berikan kepada semua makhluk ciptan-Nya. Dalam bahasa kita, hidayah ilhami ini adalah insting, yang merupakan tingkat inteligensi paling rendah.Contohnya, Allah SWT memberikan hidayah ilhami kepada lebah yang suka hinggap di bunga untuk mengambil saripatinya, atau seorang bayi yang lapar diberi hidayah ilhami oleh Allah SWT untuk menangis dan merengek-rengek pada ibunya agar diberi ASI.

2.Kedua, hidayah hawasi. Hidayah hawasi adalah hidayah yang membuat makhluk Allah SWT mampu merespon suatu peristiwa dengan respon yang sesuai. Contohnya adalah, ketika manusia mendapatkan kebahagiaan maka ia akan senang dan jika mendapatkan musibah maka ia akan sedih. Dalam istilah kita, hidayah hawasi ini adalah kemampuan inderawi. 3.Ketiga, hidayah aqli (akal). Hidayah akal adalah hidayah yang diberikan khusus pada manusia yang membuatnya bisa berfikir untuk menemukan ilmu dan sekaligus merespon peristiwa dalam kehidupannya dengan respon yang bermanfaat bagi dirinya. Hidayah akal akan bisa kita miliki manakala kita selalu mengambil pelajaran dari segala sesuatu, segala peristiwa, dan seluruh pengalaman hidup kita ataupun orang lain.

4.Hidayah dien (agama). Hidayah agama adalah sebuah panduan ilahiyah yang membuat manusia mampu membedakan antara yang hak dan yang batil, antara yang baik dan yang buruk. Hidayah agama ini merupakan standard operating procedure (SOP) untuk menjalani kehidupan. Tentunya yang membuatnya adalah yang Maha segala-galanya, yang menciptakan manusia itu sendiri, yaitu Allah SWT. Karena yang Allah SWT tentukan, pastilah itu yang terbaik.

5 Hidayah taufiq. Hidayah taufiq adalah adalah hidayah yang membuat manusia hanya akan menjadikan agama sebagai panduan hidup dalam menjalani kehidupannya. Hidayah taufiq ibarat benih yang Allah SWT semaikan di hati yang tidak hanya bersih dari segala hama penyakit, tetapi juga subur dengan tetesan robbani.

Hidayah Allah SWT memerlukan perjuangan untuk mendapatkannya. Semakin besar perjuangan dan kesungguhan kita, maka insya Allah kita akan semakin mudah mendapatkannya, karena semuanya tergantung kepada usaha kita. Hidayah Allah SWT ibarat sinar matahari yang menyinari seluruh alam ini, dan kita adalah penerima sinar tersebut. Jika kita membuka diri dengan hati yang bersih maka kita akan mudah untuk mendapatkan sinar hidayah Allah SWT. Tapi jika kita menutupi hati dan diri kita dengan kotoran dan hama penyakit hati maka kita akan sulit untuk mendapatkan sinar hidayah-Nya.

Wallahu a’lam.
Selengkapnya...

Rabu, 20 Oktober 2010

"Belajar dari Seekoar Semut"

Kalau dilihat, semut menjijikan, tapi imut, kalau ngegigit sakit dan bisa membuat tangan atau kaki kita bentol dan garuk-garuk. bahkan yang lebih sebel lagi, kalau semut udh ngerebut jatah makanan kita yang 'nembrak' di atas meja.Kesalnyaaaaaaaaa bukan main.Tapi itu hanya dari sisi buruknya, ternyata semut punya sifat yang luar biasa. Makanya Allah tidak sembarangan memajang namanya dalam kitab suci Al-Qur'an yang dalam bahasa arabnya AN-NAML.
Ternyata semut mempunyai sifat, rukun, baik hati, dan saling menghargai sesama bangsa semut. Setiap makanan yang dia dapatkan, dia tidak pergunakan untuknya sendiri, akan tetapi dia bagi-bagikan juga ke tetangga atau saudaranya yang tidak bisa mengikuti perjalanan bersamanya.
Bahkan, yang lebih saya tertarik lagi dengan semut, perhatikan deh kalau semut yang satu dan semut yang lain bertemu, apa yang mereka lakukan???Mungkin hemat saya, dia sedang saling bersalaman atau bahkan mengucapkan salam ketika mereka saling bertemu. lalu bagaimana dengan kita?
Apakah kita sudah sebaik semut? yang membagikan makanan yang dia cari sendiri untuk orang lain?
atau seperti seekor semut yang ketika saling bertemu mereka saling mengucapkan salam dan berjabat tangan? bukan malah memencat klakson motor atau mobil yang kita kendarai.
Nah itu sedikit ibroh atau mungkin masih banyak lagi yang perlu dikaji dari salah satu makhluk Allah yang istimewa ini.
By :
Abu Akmal
Selengkapnya...

Senin, 11 Oktober 2010

Orasi DR. Anis Shorosh : Benarkah Yesus Tuhan part II

Pada saat ini terdapat sekitar 25.000 manuskrip Bible yang sebagiannya berada di museum Inggris.

Anda dapat melihatnya untuk membuktikan keshahihan perkataan vang dinisbahkan kepada Allah ini.

Dari manuskrip-manuskrip ini, yang paling terkenal di antaranya adalah manuskrip yang diberi nama ‘Codex Alexandrinus',5 sejarahnya kembali ke tahun 350 Masehi. Yang lainnva bernama `Codex Vaticanus',6sejarahnya kembali ke tahun 325 Masehi. Manuskrip-manuskrip Laut Mati yang berisikan teks lengkap Perjanjian Lama, yang penulisannya berlangsung sejak 2250 tahun yang silam. Sebagian anda tentu telah mendengar tentang penemuan mengagumkan yang terjadi di Aughar, Suriyah, sebelum 30 tahun yang lalu, dan di kota Ablah sepuluh tahun yang lalu, di mana pada kedua kota tersebut berhasil ditemukan sisa-sisa sebuah peradaban sejati. Kedua penemuan ini telah memperkuat kepercayaan kita tentang kebenaran Bible dan ilham Tuhan. Tuhan Yesus kita sendiri yang tidak pernah berdusta telah berkata:



"Langit dan bumi akan berlau, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu". (Matius, 24: 35)


Pada saat ini terdapat sekitar 25.000 manuskrip Bible yang sebagiannya berada di museum Inggris.

Anda dapat melihatnya untuk membuktikan keshahihan perkataan vang dinisbahkan kepada Allah ini.

Dari manuskrip-manuskrip ini, yang paling terkenal di antaranya adalah manuskrip yang diberi nama ‘Codex Alexandrinus',5 sejarahnya kembali ke tahun 350 Masehi. Yang lainnva bernama `Codex Vaticanus',6sejarahnya kembali ke tahun 325 Masehi. Manuskrip-manuskrip Laut Mati yang berisikan teks lengkap Perjanjian Lama, yang penulisannya berlangsung sejak 2250 tahun yang silam. Sebagian anda tentu telah mendengar tentang penemuan mengagumkan yang terjadi di Aughar, Suriyah, sebelum 30 tahun yang lalu, dan di kota Ablah sepuluh tahun yang lalu, di mana pada kedua kota tersebut berhasil ditemukan sisa-sisa sebuah peradaban sejati. Kedua penemuan ini telah memperkuat kepercayaan kita tentang kebenaran Bible dan ilham Tuhan. Tuhan Yesus kita sendiri yang tidak pernah berdusta telah berkata:



"Langit dan bumi akan berlau, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu". (Matius, 24: 35)



Dengarkanlah peringatan yang tersebut dalam kitab Wahyu Kepada Yohanes:



". . . Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota Kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini ". (Wahyu Kepada Yohanes 22: 18-19)



Tuhan yang menyingkapkan Bible kepada kita adalah Tuhan yang satu.



Saudara, saudari yang terhormat . . .



Tidak ada Tuhan kecuali Tuhan yang satu, dan bersamaan dengan itu, Tuhan yang satu ini menyingkapkan zat-Nya pada 3 oknum, sekalipun hal itu sulit difahami oleh akal kita yang terbatas dan kendatipun diingkari oleh orang-orang kafir, orang­orang skeptis dan para atheis. Ini bukanlah penemuan saya pribadi, akan tetapi beginilah Allah tampak dengan oknum-Nya yang tiga pada alam, pada Bible dan dengan cara-cara yang lain.



Dengan segala kerendahan hati biarkan saya berusaha memahami teka-teki ini sebagaimana anda telah berusaha memahaminya. Dan dalam pada itu, marilah kita mengakui kekurangan akal kita sekaligus mengambil sebagian contoh dari alam, di mana Allah memperlihatkan sebagian dalil-dalil yang menunjukkan tentang hal tersebut.



Misalnya kita memiliki unsur-unsur, ada berapa? Tiga; padat, gas dan cair, kenapa semuanya ada dalam dga keadaan!?.

Udara yang kita hirup tersusun dari tiga unsur, Oksigen, Hidrogen dan Nitrogen, akan tetapi ia adalah udara!.7

Air dalam kondisi alaminya adalah cairan. Akan tetapi apabila membeku, ia menjadi es, dan apabila menggelegak, ia menjadi gas atau uap. Bersamaan dengan itu, ia adalah esensi yang satu.

Perhatikanlah matahari yang berjarak sekitar 93.000.000 kilometer dari kita, di dalamnya terdapat hangat, cahaya dan panas. Akan tetapi ia adalah matahari yang satu.

Masa terbagi kepada; masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Manusia terdiri dari ruh, jasad dan akal. Bahkan keluargapun terdiri dari ayah, ibu, dan anak.



Dengan jelas, hakikat penugasan tampak dalam ayat-ayat pertama dari kitab Kejadian, dimana tersebut: (Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi). Di sini Allah adalah pencipta. Pada ayat yang kedua kita diperkenalkan kepada oknum kedua, yaitu Roh Ku­dus: (dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air), dan pada ayat yang ketiga muncul Anak Allah: (Berfirmanlah Allah: 'Jadilah terang'. Lalu terang itu jadi).



Beberapa abad setelah penulisan kisah-kisah ini berlalu, kita mendengar gema hakikat ini pada ayat­ayat pertama dari Injil Yohanes: (Pada mularrya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah). Dan Firman dengan sifatnya sebagai Zat, jelas terlihat pada ayat yang kedua: (la pada mulanya bersama-sama dengan Allah).

Sekali lagi kita kagum karena kita menyingkap Trinitas pada pasal pertama dari kitab Kejadian:



(Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita"). (Kejadian 1: 26)



Pertanyaan yang akan saya lemparkan kepada anda adalah: Apakah Allah membahas masalah penciptaan manusia bersama diri-Nya sendiri?. Atau dengan kata lain: Apakah Dia bercerita dengan diri-Nya sendiri?. Ataukah Dia bercerita dengan oknum yang lain dari tiga oknum yang kita namakan Allah?. Benar, Dia bercerita dengan oknum-oknum yang lain, bukan dengan diri-Nya sendiri!.



Perhatikan kata-kata gantinya: ("Kita menjadikan manusia menurut gambar kita dan rupa kita" ) Ada tiga kata ganti jamak (plural) yang terbatas. Kemudian kita beralih kepada ayat 27 pasal 1 dari kitab Kejadian, di mana kita membaca: (Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan). kita perhatikan di sini ada tiga kata ganti, akan tetapi berbentuk tunggal (singular), bukan jamak, sebab Dia adalah Tuhan yang satu, akan tetapi Dia tiga kesatuan yang kudus (Holy Trinity).



Sekali lagi Hakikat Trinitas tampak muncul pada ayat 22, pasal 3 dari kitab Kejadian: (Berfirmanlah Tuhan Allah, "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita; tahu tentang yang baik dan yang jahat" )



Demikian pula pada ayat yang ke 7, pasal 11 dari kitab Kejadian, kita juga mengetahui tentang sesuatu dari rahasia Trinitas, ketika orang-orang memuji menara Babel: (Baiklah Kita turun dan mengacau balaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing).



Sekali lagi saya bertanya kepada anda: Apakah Allah bercerita dengan diri-Nya sendiri?. Jika memang benar demikian, kenapa Dia tidak berkata: Aku turun!?.

Dalam kitab Nabi Yesaya, malaikat menyatakan: (Kudus, Kudus, Kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya)



Hadirin sekalian, dapatkah anda menafsirkan kepada saya berapa kali diulang kalimat Kudus? Diulang tiga kali, bukan diulang dua kali, empat kali atau lebih.

Pada ayat kedelapan dari pasal yang sama, rahasia Trinitas lebih tampak jelas dari tempat lain manapun: 



(Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Ku-utus, dan siapakah yang mau pergi untuk Kami?"). (Yesaya 6: 8)



Apakah anda perhatikan kata-kata gantinya?. "Ku­utus dan pergi untuk Kami ". Maka, Kami sama dengan Aku, dan Aku sama dengan Kami."

Kebanyakan anda mengetahui bahasa Arab. sebagian orang mengatakan bahwa bahasa induk saya adalah bahasa Arab, bukan bahasa Inggris, akan tetapi bahasa Arablah bahasa saya dan ibu saya, dan beliau masih senantiasa memakainya dalam percakapan.

Kata-kata kerja (Predikat) dalam bahasa Arab - seperti bahasa Semit lainnya- berbeda dengan kata-kata kerja dalam bahasa-bahasa lain.

Dalam bahasa Arab -sebagaimana dalam bahasa Ibrani, bahasa Perjanjian Lama- ada kata-kata kerja untuk menunjukkan tunggal, dua dan jamak.

Ambillah contohnya kata kerja Akala (makan) dalam bahasa Arab Kata kerja ini digunakan untuk or­ang tunggal, sedangkan untuk dua orang kita katakan Akalaa, dan untuk tiga orang kita katakan Akaluu. Demikian pula dalam sebagian besar bahasa-bahasa Semit, biasanya kata kerja menunjukkan jumlah orang­orang yang terlibat dalam suatu pekerjaan.

Sedangkan dalam bahasa Inggris, kata kerja digunakan untuk tunggal, dua, tiga atau sejuta. Lain halnya dalam bahasa Arab atau bahasa Ibrani, sampai­sampai kata Elohim, nama Allah, disebutkan dengan bentuk jamak. Dan, pada ayat pertama pasal 1 dari kitab Kejadian terdapat kata Syamain (bahasa Ibrani) yang berarti langit-langit, digunakan dengan bentuk jamak. Tidakkah terlintas di hati anda untuk bertanya kepada saya, mengapa Allah menampakkan din-Nya dalam bentuk Trinitas?!. "Akulah Tuhan Abraham, Ishak dan Yakub", dan pada kitab Bilangan, kita membaca:



"Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau", "Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia", "Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera". (Bilangan 6: 24-26)



Kenapa pemberkahan Tuhan ini ada, jika Allah adalah satu?.

Dari kisah kelahiran Mesias -sebagaimana yang tersebut dalam Injil Lukas- sekali lagi kita memahami Tuhan yang memiliki tiga oknum, di mana malaikat bersenandung-.



"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya". (Lukas 2: 14)



Semua kita menyanyikan kidung ini pada waktu hari natal setiap tahun. Dan, di antara julukan Yesus adalah Raja Damai sebagaimana yang tersebut dalam kitab nabi Yesaya, sebab malaikat membawa kabar gembira dengan menjelmanya Raja Damai di Betlehem. Trinitas terlukis dengan kuat lewat pembaptisan Yesus.

Maka begitu beliau keluar dari air, beliau melihat langit terbelah dan Roh Kudus turun atas beliau dalam bentuk seekor burung merpati, dan beliau mendengar suara dari langit berseru: 



(Inilah Anak-Ku yang Ku-kasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan). (Matius 3: 17)



Trinitas tidak hanya tersingkap ketika kelahiran Mesias dan sejak permulaan risalahnya di atas muka bumi saja, bahkan sampai ketika risalah tersebut berakhir.

Ketika Mesias muncul di atas gunung Tiberias yang tidak seberapa jauh dari kota Nazaret, tempat saya tinggal dulunya, beliau melihat Roh Kudus seolah-olah seperti burung merpati, dan Tuhan Bapa pun menyatakan: (Inilah Anak-Ku yang Ku-kasihi, kepada­Nyalah Aku berkenan)
Selengkapnya...

Orasi DR. Anis Shorosh : Benarkah Yesus Tuhan? Part I

Saya menyapa anda sekalian dengan mengatas namakan Yesus dari Nazaret, putra negeriku. Di kota Nazaret orang mengatakan "Janganlah Pergi mengunjungi seorang teman dengan tangan hampa". Maka pada malam hari ini, saya sangat berbahagia sekali dapat mempersem­bahkan sebuah hadiah untuk teman saya Ahmed Deedat, yang secara pribadi baru pertama kali ini saya berjumpa dengannya. Di samping itu, saya juga ingin mem­persembahkan sebuah hadiah, khusus kepada para pimpinan koster (penjaga gereja), yaitu kunci kota kami, Mobile, di Alabama. Hadiah ini diberikan kepada orang-orang yang turut berpartisipasi dalam mengembangkan ajaran Masias dari Nazaret, tidak di kota kami saja, bahkan di kota-kota lainnya juga, dan untuk seluruh rekan-rekan Tuan Ahmed Deedat, saya mempersembahkan lambang-lambang khusus untuk Bible dari kota Baitul Maqdis, di mana terlihat di dalamnya gambar kubah hijau dan lambang-lambang lainnya dari kota tersebut. Saya kira sebagian besar dari anda telah lama duduk di auditorium ini, dan sebagian anda datang dari tempat-­tempat yang jauh. Sudah saatnya anda berdiri bersama saya untuk beberapa saat. Mari silahkan berdiri, dan ketika anda dalam keadaan demikian, saya ingin mengikut sertakan anda dalam sebuah ritual yang telah saya persiapkan. Saya membaca Bible dengan bahasa saya, yaitu bahasa Arab dalam keadaan ruku' dan membacakannya kepada orang-orang dalam keadaan berdiri karena menghormati dan mengagungkannya.



Saya berharap kepada para hadirin yang membawa naskah Bible -sebagaimana yang diusulkan oleh Tuan Ahmed Deedat dalam pemberitahuannya- agar membuka kitab tersebut, dan kita akan membaca bersama-sama, delapan ayat pertama dari pasal satu, Surat Kepada Orang Ibrani.



1. “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2, maka pada zaman akhir ini, Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan anak-Nya, yang telah la tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia, Allah telah menjadikan alam semesta. 3, Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa-dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Maha Besar di tempat yang tinggi, 4, jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka, 5, karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah la katakan, “Anak-Ku Engkau !. Engkau telah Ku peranakkan pada hari ini? dan Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan la akan menjadi anak-Ku?". 6, Dan ketika Ia membawa pula anak-Nya yang sulung ke dunia, la berkata, "Semua malaikat Allah harus merryembah Dia ". 7, Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata, "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api". 8, Tetapi tentang anak Ia berkata, `Takhta-Mu ya Allah tetap untuk seterusnya dan selamanya. Dan tongkat kerajaan Mu adalah tongkat kebenaran".



“Terima kasih, dan silahkan duduk kembali . . . Raja Palestina berkebangsaan Roma yang terkenal, Pilatus Al-Binty, berdiri di atas beranda yang sejajar dengan jumhur yang berdesakan di hadapannya, di lapangan benteng Anthonio di Baitul Maqdis, tempat saya dulu tinggal sebelum pindah. Dia mengarahkan sebuah pertanyaan yang sangat penting kepada jumhur yang sedang kacau balau, yaitu "Jadi, apa yang akan kita perbuat terhadap Yesus yang telah mengaku sebagai Mesias?". Pada malam ini, setelah 1985 tahun peristiwa bersejarah itu berlalu, nasib setiap yang hidup masih tetap dipertaruhkan untuk menjawab pertanyaan ini. Adapun jawaban jumhur di pagi buta itu adalah "Saliblah dia!". Sedangkan sebab yang mereka kemukakan kepada Pilatus adalah "Sesuai dengan syari'at kita, dia harus dibunuh, karena dia telah menjadikan dirinya sebagai anak Alllah". Karena takut terjadi pemberontakan yang berbahaya, dan demi menyenangkan hati para pendeta Yahudi, Pilatus mengikuti permintaan jumhur, kendati dengan jelas dia menyatakan sebanyak tiga kali, "Aku tidak menemukan satu alasanpun padanya". Enam ratus tahun setelah peristiwa ini berlalu, al-Qur'an menggambarkan Yesus sebagai anak yang suci, artinya yang suci dari dosa-dosa. pertanyaan yang akan saya lemparkan kepada anda pada malam hari ini adalah, "Apakah Yesus dari Nazaret seorang pembohong atau idiot, ataukah dia - sebagaimana yang diakuinya- adalah Tuhan!?".



Semua makhluk, akal dan sejarah menyaksikan keberadaan Allah, dan agama-agama adalah hasil dari upaya keseriusan manusia untuk mengenal Allah, demikianlah yang dikatakan oleh para filosof, theolog dan kaum sejarawan.2



Akan tetapi, tunggu dulu!. Saya ingin melontarkan kepada anda pertanyaan berikut, "Apakah Allah benar-­benar hilang?. Apakah kita perlu mencari-Nya?. Bukankah kita yang hilang!? dan oleh karena itu Dia datang untuk mencari kita lewat Yesus, Mesias!?".



Sekali lagi saya ingin mengarahkan perhatian anda kepada ayat 3 dan 4, pasal 4 dari Surat Kedua Kepada Jemaat di Korintus.



"Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, 4, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah". (Surat Paulus yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus 4: 3-4)



Bible adalah kitab terbaik di atas muka bumi, terdiri dari 66 surat dan ditulis selama 1500 tahun dengan melibatkan hampir 40 orang pengarang, di antara mereka ada raja-raja dan para penggembala, ada orang-orang kaya dan para fakir miskin, ada orang-or­ang tua dan para pemuda, dan ada para nelayan. Akan tetapi kitab ini mengandung isi yang menunjukkan bahwa ia adalah perkataan Allah yang diilhamkan dan yang suci, karena pengarang sebenarnya adalah satu, yaitu Roh Kudus. 3 Saya akan membacakan kepada anda ayat 20 dan 21, pada pasal pertama dari Surat Petrus yang Kedua:



“Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, 21, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan okh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah". (Surat Petrus yang Kedua 1: 20-21)



Kita mengetahui bahwa Bible adalah kitab yang diilhamkan untuk mewujudkan nubuat-nubuat (berita-­berita kenabian) yang tersebut di dalamnya, yaitu nubuat-nubuat yang mendahului peristiwa beberapa abad sebelumnya. Demikian pula Bible telah berperan serta dalam mendidik akhlak setiap masyarakat manusia 4 yang percaya dengannya dan mengamalkan ajaran-ajarannya. Di samping itu, keshahihan Bible juga mendapat kritikan, akan tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan kebathilannya. Sebab fakta-fakta sejarah dan manuskrip-manuskrip klasik telah membuktikan keshahihan kitab ini sebagaimana yang dibuktikan oleh penemuan-penemuan Arkeologi.
Bersambung....
Selengkapnya...

Rabu, 06 Oktober 2010

Fenomena Gelombang Panas 2010 dan Kejadian Cuaca Ekstrim Dunia Pertengahan 2010

Badai topan dan gempa bumi lebih sering menghiasi headline harian di dunia namun ternyata gelombang panas (heatwaves) baik secara langsung ataupun tidak langsung juga banyak menelan korban jiwa seperti yang terjadi beberapa pekan terakhir di benua Eropa dari Rusia hingga mencapai Portugal yang membuat suhu udara meningkat sangat drastis dan menyebabkan banyak kematian karena hipertermia, kegagalan panen, kebakaran hutan, terputusnya sambungan listrik karena penggunaan pendinginan udara yang terlalu meningkat hingga melunakkan aspal jalan raya dan mengakibatkan banyak kecelakaan lalu-lintas. Bahkan di Bryansk, Rusia, dampak dari gelombang panas ini sisa-sisa partikel radioaktif dari ledakan Chernobyl tahun 1986 yang sudah terserap kedalam tanah dikhawatirkan akan terlepas kembali ke udara dan dapat membentuk awan radioaktif yang sangat membahayakan.Tidak hanya menyerang Eropa, gelombang panas juga terjadi di Asia. Di Jepang mengakibatkan sedikitnya 66 orang tewas dan 15.000 lainnya dilarikan ke rumah sakit akibat hipertermia dan serangan otak (stroke). Sementara di Cina, suhu udara mencapai 440C dan menyebabkan puluhan mesin bus di Beijing mengalami kebocoran hingga mengeluarkan oli dan terbakar. Bahkan Timur Tengah juga tak luput dari serangan gelombang panas tahun ini, hingga majelis ulama di Uni Emirat Arab mengeluarkan fatwa menbolehkan buruh untuk tidak berpuasa jika suhu udara terlalu panas. Selengkapnya...

Selasa, 05 Oktober 2010

Dosa-dosa Membuka Aurat

Sesuai dengan fitrahnya, manusia... merasa lebih nyaman untuk menyimpan rahasia atau privasinya dari jangkauan orang lain. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman dan teknologi, banyak orang yang berubah 'pikiran' menjadi lebih senang membuka rahasia agar diketahui orang lain.

Dalam Islam, wilayah privat sangat dilindungi. Dan, setiap Muslim diwajibkan untuk menjaga, menutupi, dan menyimpan jenis-jenis privasi tertentu yang biasa diistilahkan dengan aurat. Selain yang berupa privasi fisik (anggota tubuh), yakni seluruh apa berada di antara lutut dan pusar (bagi laki-laki) dan seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan (bagi perempuan), aurat juga mencakup privasi-privasi yang bersifat nonfisik. Apa yang dilakukan oleh seseorang ketika melakukan hubungan suami istri adalah termasuk di antara wilayah privat yang dilarang untuk dibuka dan disiarkan kepada orang lain. Asma' binti Yazid menceritakan bahwa pada suatu ketika ia berada di majelis Rasulullah SAW, sementara kaum laki-laki dan perempuan duduk bersama. Rasulullah bersabda, "Barangkali seorang laki-laki menceritakan hubungan intim yang dilakukannya bersama istrinya? Barangkali seorang perempuan menceritakan hubungan intim yang dilakukannya bersama suaminya?" Para Sahabat yang berada di tempat tersebut terdiam. Akupun (Asma--Red) berkata, "Demi Allah, benar wahai Rasulullah! Sesungguhnya kaum perempuan melakukan hal itu demikian juga laki-laki!" Maka Rasulullah SAW bersabda, "Jangan lakukan, sesungguhnya hal itu seperti setan laki-laki yang bertemu dengan setan perempuan di jalan, lalu keduanya bersetubuh sementara orang-orang melihatnya." (HR Ahmad, hasan lighairihi).

Rahasia yang termasuk aurat dan harus ditutupi adalah aib atau perbuatan dosa yang pernah dilakukan oleh seseorang. Kewajiban menutupinya merupakan tanggung jawab bersama, baik pihak yang melakukannya maupun orang lain yang mengetahui perbuatan tersebut.

Rasulullah SAW bersabda, "Seluruh umatku akan diampuni dosa-dosanya kecuali orang-orang yang terang-terangan (berbuat dosa). Di antara orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang yang pada waktu malam berbuat dosa, kemudian di waktu pagi ia menceritakan kepada manusia dosa yang dia lakukan semalam, padahal Allah telah menutupi aibnya. (HR Al-Bukhari dan Muslim). Wallahu a'lam
Selengkapnya...

MANTAB 34.000 Komputer di Indonesia Terinfeksi Stuxnet

JAKARTA - Indonesia tercatat menjadi negara tertinggi kedua yang di dunia yang terinfeksi Stuxnet, malware (malicious software) alias program jahat jenis worm yang tengah merajalela di dunia saat ini. Demikian hasil analisis Kaspersky Lab, pengembang solusi keamanan terkemuka yang berpusat di Rusia.


Stuxnet, sebuah worm komputer Windows spesifik pertama kali ditemukan pada bulan Juni 2010 oleh sebuah perusahaan keamanan yang berasal dari Belarus. Worm ini menjadi terkenal karena merupakan worm pertama yang memata-matai dan memprogram ulang sistem industri. Belakangan ini, serangan worm Stuxnet telah menimbulkan banyak spekulasi dan diskusi mengenai maksud dan tujuan, asal, dan – yang terpenting - identitas dari penyerang dan targetnya.Kaspersky Lab belum melihat cukup bukti untuk mengidentifikasi penyerang atau targetnya, tetapi Kaspersky dapat mengkonfirmasikan bahwa ini adalah satu-satunya serangan malware canggih yang didukung dengan biaya besar, tim penyerang dengan keahlian tinggi dan pengetahuan teknologi SCADA yang baik.

"Serangan-serangan ini dapat digunakan sebagai alat untuk perang dunia maya atau terorisme dunia maya atau sabotase dunia maya yang bergantung pada sumber serangan dan targetnya. Sejauh ini apa yang telah kita lihat mengenai Stuxnet lebih cenderung digunakan sebagai alat untuk melakukan sabotase. Kaspersky Lab tidak dalam posisi untuk mengomentari sisi politik dari serangan ini," ujar Eugene Kaspersky, Co-founder and Chief Executive Officer of Kaspersky Lab dalam rilis persnya akhir pekan lalu.

Berdasarkan geografis penyebaran Stuxnet; Iran, India dan Indonesia memimpin dalam hal infeksi sejauh ini. Namun, epidemi Stuxnet (seperti epidemi lainnya) tidak statis; worm ini secara terus menerus menyebar, dan sementara beberapa sistem tetap terinfeksi, banyak dari sistem tersebut telah dibersihkan. Negara yang paling rentan serangan ini adalah India dengan jumlah serangan mencapai 86.258 unit komputer. Indonesia di pisisi kedua dengan korban34.138 komputer.

Tujuan utama worm ini adalah untuk mengakses Simatic WinCC SCADA, yang digunakan sebagai sistem pengendali industri dan bertugas untuk mengawasi dan mengendalikan industri, infrastruktur, atau proses-proses berbasis fasilitas. Sistem serupa digunakan secara luas pada pengilangan minyak, pembangkit tenaga listrik, sistem komunikasi yang besar, bandar udara, perkapalan, dan bahkan instalasi militer secara global.

Pengetahuan mendalam tentang teknologi SCADA, kecanggihan serangan yang berlapis-lapis, penggunaan beberapa kerentanan zero-day dan sertifikat yang sah membawa kita kepada pemahaman bahwa Stuxnet diciptakan oleh tim yang terdiri dari para profesional dengan keahlian yang sangat terampil dan memiliki sumber daya dan dukungan finansial yang besar. Target serangan dan wilayah yang dijangkiti oleh worm ini (terutama Iran) menyiratkan bahwa mereka bukanlah kelompok penjahat dunia maya biasa. Lebih jauh lagi, ahli keamanan Kaspersky yang menganalisa kode worm tersebut menegaskan bahwa tujuan utama Stuxnet bukan untuk memata-matai sistem yang terinfeksi tetapi untuk melakukan sabotase.

Para peneliti di Kaspersky Lab menemukan bahwa worm tersebut mengeksploitasi dua dari empat kerentanan zero-day yang telah dilaporkan langsung kepada Microsoft. Analis Kaspersky telah bekerja sama dengan Microsoft untuk memastikan kelancaran dari peluncuran patch, serta memastikan pelanggan terlindungi dan memperoleh informasi mengenai serangan tersebut. Semua produk Kaspersky Lab telah berhasil mendeteksi dan menetralisir Worm.Win32.Stuxnet.
Diposting dari : Kompas.com
Selengkapnya...

Ulama Palestina Serukan Intifadhah untuk Melindungi Tempat Suci Asia

Persatuan Ulama Islam Palestina mengecam tindakan para pemukim pendatang Zionis yang membakar masjid al Anbiya di desa Beit Fujar di selatan Bethlehem. Persatuan menuduh pemerintah penjajah berpartisipasi dalam kejahatan biadab ini. Persatuan penyerukan warga Tepi Barat untuk melakukan intifadhah melawan kejahatan Zionis untuk melindungi tempat-tempat suci dari bahaya besar yang mengancamnya setiap saat.Dalam pernyataannya, Senin (4/10), Persatuan Ulama Islam Palestina mengatakan, “Penyerangan terhadap masjid-masjid dan pembakaran isinya merupakan permusuhan kepada Allah. Siapa yang melakukan kejahatan ini tidak memiliki hubungan dengan agama, etika atau moral.” Persatuan menyatakan bahwa pemeritah Zionis lah yang telah memberikan lampu hijau kepada para pemukim Zionis untuk melaksanakan serangan terhadap tempat-tempat suci di Palestina. Menurutnya diam terhadap tindak kejahatan ini tidak mungkin mendatangkan solusi dan perundingan, atau mendatangkan kemudiaan atau harga diri atau sebuah negara Palestina.
Ulama Palestina menyatakan, ”Para pemukim pendatang Zionis terus melanjutkan permusuhannya secara brutal terhadap tempat-tempat suci, tanpa ada sikap jelas dari otoritas Abbas. Ini artinya otoritas Abbas ikut serta dalam kejahatan Yahudi tersebut.”
Sebelumnya sekelompok pemukim pendatang Zionis, Senin (4/10) pagi membakar masjid al Anbiya di desa Beit Fujar di selatan kotaBethlehem, Tepi Barat. Saat ini mereka sedang berusaha membakar masjid lain di kota tersebut.
Diposting dari : http://www.dakwatuna.com
Selengkapnya...

KENAPA TAHSIN, TILAWAH, TAHFIZH?

Al Qur'anul Karim adalah undang-undang hukum Islam untuk semua manusia. Ia merupakan mata air yang memancarkan kebaikan dan hikmah bagi hati orang-orang yang beriman. Ia juga merupakan jalan utama untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan selalu membacanya.Tahsin: Belajar membaca Al Qur'an sesuai dengan tajwidnya disertai dengan usaha untuk melagukan.
Tilawah: Membaca Al Qur'an, semakin sering dan banyak semakin baik.
Tahfidz: Menghafal Al Qur'an tahap demi tahap.

Dalam Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra berkata, bersabda Rasulullah SAW:

"Orang yang mahir membaca Al Qur'an maka kedudukannya sejajar dengan para malaikat yang mulia dan baik. Adapun orang yang membaca Al Qur'an dengan terbata-bata dan merasa berat maka ia mendapat dua pahala."

HR Hakim dari Abdullah bin Mas'ud ra Nabi SAW bersabda:

"Al Qur'an ini adalah jamuan Allah maka terimalah jamuan itu semampu kamu. Al Qur'an ini tali Allah, cahaya penjelas, obat yang bermanfaat yang menjaga bagi siapa yang berpegang teguh dengannya, keselamatan bagi yang mengikutinya, tidak akan tergelincir karena akan diluruskan, tidak akan bengkok sehingga ditegakkan, tidak akan pernah habis keajaiban-keajaibannya, dan Dia tidak membuat banyak penolakan/bantahan. Maka, bacalah ia karena Allah akan memberi pahala kepadamu lantaran membacanya. Setiap huruf sepuluh pahala. Adapun saya tidak mengatakan kepadamu alif lam mim satu huruf, melainkan alif, lam, dan min (tiga huruf)."

HR Ibnu Hibban dalam suatu hadits panjang:

"Bacalah Al Qur'an karena sesungguhnya dia adalah cahaya bagimu di bumi dan simpanan bagimu di langit."


HR Ahmad dalam Dha'iful Jami'ush Shaghiir Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah bersabda:

"Barangsiapa yang mendengarkan ayat dalam Kitabullah maka dicatat baginya kebaikan yang berlipat ganda. Dan barangsiapa yang membacanya maka ia akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat."

Beberapa etika yang berhubungan dengan Al Qur'an (pesan Tuhan sekalian alam yang gagah bijaksana) adalah berusaha keras dengan penuh kesungguhan untuk mentadabburi (menghayati) dan bertafakkur (merenungi) isinya.

Dalam Al Qur'an Surat Shaad 29:

"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu dengan penuh berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran."

HR Ibnu Majah dalam Dha'iful Jami' dari Said bin Abi Waqash ra Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya Al Qur'an turun dengan kesedihan maka bila kamu membacanya hendaknya sambil menangis. Jika engkau tidak bias menangis maka berusahalah untuk menangis dan melagukan (menyenandungkan). Barangsiapa yang tidak melagukan bacaan Al Qur'an ia tidak termasuk golongan kami."

HR Ibnu Majah Rasulullah bersabda kepada Abu Dzar:

"Wahai Abu Dzar, engkau pada pagi hari pergi dan mengajarkan satu ayat kitabullah lebih baik bagimu daripada kamu shalat seratus rakaat."

Sebagai tambahan, Associative Network Theory says:

"All of the knowledge that you have is stored in memory and is connected by links. The links are made on the basis of some meaningful association between two pieces of information. When information is accessed from memory it is the links that guide retrieval."

How it works:

1. The path of retrieval (activation) follows the strongest link.
2. The links are strengthened every time they are activated.
3. The more links to a piece of information, the greater the chance it will be retrieved.

Jadi kesimpulannya, dengan Tahsin, Tilawah dan Tahfidz kita akan menguatkan keimanan kita dan menambah pengetahuan keislaman kita sehingga diharapkan apa yang kita baca, renungi dan amalkan dari Al Qur'an akan memudahkan kita dalam berislam (bertingkah laku sehari-hari) dan menguatkan ingatan kita akan pesan Allah SWT, semoga dapat dengan secara tidak disengaja menyampaikan ayat (walaupun hanya satu) kepada orang lain yang Allah janjikan ganjaran yang besar di hari Akhir nanti. Insya Allah tidak sulit untuk melakukannya jika kita memang berusaha dengan baik dan menyediakan waktu yang baik pula.

Diambil dari buku Al Ma'tsurat, Doa dan Zikir Rasulullah SAW (Imam Hasan Al Banna), Gema Insani Press, 1999
Diposting dari http://www.alhikmah-online.com/index.php/materi-utama/artikel/115-kenapa-tahsin-tilawah-tahfizh


Selengkapnya...

Kisah Ahli Syurga

Imam Ahmad meriwayatkan dari Muhammad bin Qais bin Ubadah, dia berkata, "Aku sedang berada di masjid. Tiba-tiba datanglah seorang yang di wajahnya ada tanda kekusyukan. Dia shalat dua rakaat secara singkat. Orang-orang berkata, 'Orang ini ahli surga.'
Setelah dia keluar, maka saya mengikutinya sampai di rumahnya, lalu aku ikut masuk kerumahnya. Kami bercakap-cakap, dan setelah akrab aku bertanya, 'Ketika engkau masuk mesjid, orang-orang mengatakan bahwa engkau ahli surga.' Dia menanggapi, 'Mahasuci Allah. Tidak selayaknya seseorang mengatakan sesuatu yang tidak diketahuinya.Saya akan bercerita kepadamu mengapa saya demikian. Sesungguhnya aku bermimpi seolah-olah aku berada di taman nan hijau.'" Ibnu Aun berkata: "Orang itu menceritakan kehijauan dan keluasan taman.'Di tengah-tengah taman ada tiang besi. Bagian bawahnya menancap ke bumi dan bagian atasnya menjulang ke langit. Pada bagian tengahnya ada tali.
Tiba-tiba dikatakan kepadaku, 'Naiklah!'
Maka aku menjawab, 'Aku tidak bisa.'
Kemudian datanglah pelayan.'
" Ibnu Aun berkata, "Pelayan itu seorang pemuda. Pelayan menyingsingkan bajuku dari belakang seraya berkata, 'Naiklah!' Maka akupun naik hingga berhasil memegang tali.


Dia berkata, 'Peganglah tali itu.' Maka aku terbangun dan tali itu benar-benar ada ditanganku.
Kemudian aku menemui Rasulullah saw. dan menceritakan kejadian itu kepada beliau. Maka beliau bersabda, 'Taman itu melambangkan taman Islam, tiang itu melambangkan tiang Islam, dan tali itu adalah tali yang kokoh. Kamu akan senantiasa memeluk Islam hingga mati.'"
Hadist ini dikemukakan dalam shahihain. Orang itu adalah Abdullah bin Salam r.a. Selengkapnya...

AL-QAMAH DIBAKAR RASUL

Dengan tergopoh-gopoh, isteri Al-Qamah menghadap Rasulullah SAW mengabarkan suaminya sakit keras. Beberapa hari mengalami naza' tapi tak juga sembuh. "Aku sangat kasihan kepadanya ya Rasulullah," ratap perempuan itu. Mendengar pengaduan wanita itu Nabi SAW merasa iba di hati. Beliau lalu mengutus sahabat Bilal, Shuhaib dan Ammar untuk menjenguk keadaan Al-Qamah. Keadaan Al-Qamah memang sudah dalam keadaan koma. Sahabat Bilal lalu menuntunnya membacakan tahlil di telinganya, anehnya seakan-akan mulut Al-Qamah rapat terkunci. Berulang kali dicoba, mulut itu tidak mau membuka sedikitpun. Tiga sahabat itu lalu bergegas pulang melaporkan kepada Rasulullah SAW tentang keadaan Al-Qamah. "Sudah kau coba menalqin di telinganya?" tanya Nabi."Sudah Rasulullah, tetapi mulut itu tetap terbungkam rapat," jawabnya." Biarlah aku sendiri datang ke sana", kata Nabi.Begitu melihat keadaan Al-Qamah tergolek diranjangnya, Nabi bertanya kepada isteri Al-Qamah :"Masihkah kedua orang tuanya?" tanya Nabi.
"Masih ya Rasulullah," tetapi tinggal ibunya yang sudah tua renta," jawab isterinya."
Di mana dia sekarang?"
"Di rumahnya, tetapi rumahnya jauh dari sini."

Tanpa banyak bicara , Rasulullah SAW lalu mengajak sahabatnya menemui ibu Al-Qamah mengabarkan anaknya yang sakit parah. "Biarlah dia rasakan sendiri", ujar ibu Al-Qamah. "Tetapi dia sedang dalan keadaan sekarat, apakah ibu tidak merasa kasihan kepada anakmu ?" tanya Nabi.

"Dia berbuat dosa kepadaku," jawabnya singkat.
"Ya, tetapi maafkanlah dia. Sudah sewajarnya ibu memaafkan dosa anaknya," bujuk Nabi.
"Bagaimana aku harus memaafkan dia ya Rasulullah jika Al-Qamah selalu menyakiti hatiku sejak dia memiliki isteri," kata ibu itu.
"Jika kau tidak mau memaafkannya, Al-Qamah tidak akan bisa mengucap kalimat syahadat, dan dia akan mati kafir," kata Rasulullah.
"Biarlah dia ke neraka dengan dosanya," jawab ibu itu. Merasa bujukannya tidak berhasil meluluhkan hati ibu itu, Rasulullah lalu mencari kiat lain. Kepada sahabat Bilal Nabi berkata : "Hai bilal, kumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya," perintah Nabi.

"Untuk apa kayu bakar itu Rasulullah," tanya Bilal keheranan."Akan kugunakan untuk membakar Al-Qamah, dari pada dia hidup tersiksa seperti itu, jika dibakar dia akan lebih cepat mati, dan itu lebih baik karena tak lama menanggung sakit", jawab Rasulullah. Mendengar perkataan Nabi itu, ibu Al-Qamah jadi tersentak. Hatinya luluh membayangkan jadinya jika anak lelaki di bakar hidup-hidup. Ia menghadap Rasulullah sambil meratap, "Wahai Rasulullah, jangan kau bakar anakku," ratapnya. Legalah kini hati Rasulullah karena bisa meluluhkan hati seorang ibu yang menaruh dendam kepada anak lelakinya. Beliau lalu mendatangi Al-Qamah dan menuntunya membaca talkin. Berbeda dengan sebelumnya, mulut Al-Qamah lantas bergerak membacakan kalimat dzikir membaca syahadat seperti yang dituntunkan Nabi. Jiwanya tenang karena dosanya telah diampuni ibu kandungnya. Al-Qamah kemudian menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan fasih mengucapkan kalimat syahadat. Ia meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Memang, surga adalah di bawah telapak kaki ibunda.
Selengkapnya...

Senin, 04 Oktober 2010

Membangun Pribadi Pantang Menyerah


Selasa, 05 Oktober 2010 13:39:25 - oleh : admint

Oleh : Habib Salim Al Muhdar, MA.
Dosen STID DI AL-HIKMAH Jakarta
"Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan beriman, niscaya Kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik dan Kami balasi mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl: 97).


Allah telah menciptakan alam dan isinya berpasang-pasangan, sehingga melahirkan hukum tarik menarik antara satu dengan yang lainnya. Artinya kondisi alam ini akan selalu dinamis sesuai dengan kehendak-Nya. Begitu juga halnya dengan kehidupan manusia, akan mengalami rotasi (perputaran) antara dibawah-di atas; sukses-tidak sukses; bahagia-susah, dll. Begitu juga dengan iman kita. Iman bisa datang dan pergi, naik dan turun.


Ibnu Mas'ud mengatakan, "Sesungguhnya jiwa manusia itu mempunyai saat dimana ia ingin beribadah dan ada saat dimana enggan beribadah." Diantara dua keadaan itulah manusia menjalani kehidupan ini. Dan diantara dua keadaan itu pula nasib manusia ditentukan. Dalam arti lain, semakin seseorang berada dalam iman yang rendah, maka besar kemungkinan dalam kondisi ini akan mengakhiri hidupnya. Demikian sebaliknya, jika seseorang semakin sering berada pada kondisi iman yang tinggi, maka semakin besar peluangnya memperoleh akhir kehidupan yang baik. Pertanyaannya, bagaimana cara mewujudkan kondisi pribadi yang berujung kebaikan, pribadi yang pantang menyerah tersebut?


Pribadi pantang menyerah (tangguh) adalah tidak lain sebutan bagi pribadi yang tidak merasa lemah terhadap sesuatu yang terjadi dan menimpanya. Pribadinya menganggap sesuatu yang terjadi itu dari segi positifnya. Ia yakin betul bahwa sekenario Allah itu tidak akan meleset sedikit pun. Pribadi pantang menyerah dan tangguh ini, tidak lain adalah pribadi yang memiliki kemampuan untuk bersyukur apabila ia mendapat sesuatu yang berkaitan dengan kebahagiaan, kesuksesan, mendapat rezeki, dll. Sebaliknya, jika ia mendapati sesuatu yang tidak diharapkannya, entah itu berupa kesedihan, kegagalan, mendapat bala bencana, dll., maka ia memiliki ketahanan untuk selalu bersabar. Dan pribadi seperti ini memposisikan setiap kejadian yang menimpanya adalah atas ijin dan kehendak Allah. Ia pasrah dan selalu berusaha untuk bangkit dengan cara mengambil pelajaran dari setiap kejadian tersebut.


Pribadi pantang menyerah ini bukan saja semata-mata dilihat secara fisik. Tetapi lebih-lebih dan yang lebih penting justru adanya sifat positif dalam jiwanya yang begitu tangguh dan kuat. Seseorang menjadi kuat, pada dasarnya karena mentalnya kuat. Seseorang menjadi lemah, karena mentalnya lemah. Begitu juga, seseorang sukses, karena ia memiliki keinginan untuk sukses. Dan seseorang gagal, karena ia berbuat gagal. Dalam hal ini, ada hadist Nabi yang menyebutkan bahwa: "Orang mukmin yang kuat lebih disukai dan lebih baik dari mukmin yang lemah." Jadi, manusia tangguh dan kuat itu, sudah seharusnya menjadi cita-cita kita dalam rangka mengabdi kepada Allah.


Dalam konteks ini, dapat disebutkan bahwa kesuksesan menurut pandangan Alquran itu memiliki dua syarat pokok. Yakni iman dan ilmu (QS. 58: 11). Kedua hal ini, kalau kita kaji secara rinci, jelas-jelas memiliki pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Dengan kuatnya iman seseorang, maka ia akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia. Menurut M. Ridwan IR Lubis (1985), ada tiga pengaruh iman tersebut, yaitu berupa: kekuatan berpikir (quwatul idraak), kekuatan fisik (quwatul jismi), dan kekuatan ruh (quwatur ruuh). Sedangkan menurut M. Yunan Nasution (1976), mengungkapkan pengaruh iman terhadap kehidupan manusia itu berupa: iman akan melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda; menanamkan semangat berani menghadapi maut; membentuk ketentraman jiwa; dan membentuk kehidupan yang baik.


Untuk mencapai dampak dari kekuatan iman itu, kuncinya terletak pada pribadi kita masing-masing. Dan kalau kita cermati, sebenarnya pembentukan sifat pribadi pantang menyerah dan tangguh ini adalah berawal dari sifat optimisme yang menyelimuti pola pikir orang tersebut. Menyikapi keadaan seperti saat ini, kita seharusnya tidak menjadi pesimis dan berserah diri. Kita harus optimis dan selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik dalam hidup ini. Sehingga untuk menjadikan pribadi pantang menyerah dan tangguh ini, maka dalam diri kita harus tertanam sikap optimis, berpikir positif, dan percaya diri.


Setiap manusia harus memiliki optimisme dalam menjalani kehidupan ini. Dengan sikap optimis, langkah kita akan tegar menghadapi setiap cobaan dan menatap masa depan penuh dengan keyakinan terhadap Sang Pencipta. Karena garis kehidupan setiap manusia sudah ditentukan-Nya. Tugas kita adalah hanya berusaha, berpikir dan berdoa agar sesuai dengan ridho-Nya. Setelah kita mampu bersikap optimis, lalu pola pikir kita juga harus dibiasakan berpikir secara positif dan percaya diri. Berpikir positif kepada siapa?


Pertama, berpikir positif kepada Allah. Setiap kejadian, peristiwa dan fenomena kehidupan ini pasti ada sebab musababnya. Tugas kita, hanya berpikir dan membaca. Ada apa dibalik semua itu? Lalu, kita mengambil pelajaran dari kejadian itu dan selanjutnya mengamalkan yang baiknya dalam perilaku keseharian.


Kedua, berpikir positif terhadap diri sendiri. Setiap manusia, dilahirkan sebagai pribadi yang unik. Karena bagaimanapun wajah dan sifat kita mirip dengan orang lain. Tapi, yang jelas ada saja perbedaan antara keduanya. Sifat dan pribadi unik itu, harus kita jaga. Itu adalah potensi positif, modal dasar untuk mencapai keleluasaan langkah kita menuju ridho-Nya. Bagaimana orang lain akan menjunjung kita, kalau diri kita sendiri meremehkan dan tidak "mengangkatnya". Selain itu, kita juga harus yakin bahwa kita dilahirkan ke dunia ini sebagai sang juara, the best. Fakta membuktikan, dari berjuta-juta sel sperma yang disemprotkan Bapak kita, tetapi ternyata yang mampu menembus dinding telur Ibu kita dan dibuahi, hanya satu. Itulah kita, "sang juara". Hal ini, kalau kita sadari akan menjadi sebuah motivasi luar biasa dalam menjalani hidup ini.


Ketiga, berpikir positif pada orang lain. Orang lain itu, manusia biasa sama dengan kita. Dia mempunyai kesalahan dan kekhilafan. Yang tentu hati nuraninya tidak menghendakinya. Pandanglah, orang lain itu dari sisi positifnya saja dan menerima sisi negatifnya sebagai pelajaran bagi kita. Belajarlah dari seekor burung Garuda. Ia mengajarkan anaknya untuk terbang dari tempat yang tinggi dan menjatuhkannya. Lalu jatuh, diangkat lagi dan seterusnya sampai ia bisa terbang sendiri. Hati Garuda juga bersih, tidak mendendam. Ia kalau waktunya bermain "cakar-cakaran". Tapi, kalau diluar itu ia akur, damai kembali.


Keempat, berpikir positif pada waktu. Setiap manusia diberi waktu yang sama, dimana pun dia berada. Sebanyak 24 jam sehari atau 86.400 detik sehari. Waktu itu, ingin kita apakan? Kita gunakan untuk tidur seharian, kerja keras, mengeluh, berdemontrasi, bergunjing, santai, menuntut ilmu, menolong orang lain, melamun, ibadah, dan lainnya. Waktu itu tidak akan protes. Yang jelas, setiap detik hidup kita akan diminta pertanggung jawabannya kelak, di hadapan Allah SWT. Bagi mereka yang biasa mengisi waktunya dengan amal-amalan saleh dan berada dalam keimanan, maka ia akan memperoleh kehidupan yang lebih baik.


Allah berfirman, yang artinya:
"Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki ataupun perempuan dalam keadaan beriman, niscaya Kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik dan Kami balasi mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An-Nahl: 97).


Untuk memaksimalkan sikap positif pada diri seseorang, lebih-lebih sebagai pembentuk pribadi yang pantang menyerah, tangguh, "tahan banting", sabar dan istiqomah pada jalan-Nya. Tentu perlu dibangun pula dengan kebiasaan positif. Semoga tulisan ini menjadi bahan penilaian terhadap diri kita sendiri, terutama kaitannya dengan keinginan pembentukan pribadi yang pantang menyerah. Dan kita berdoa, semoga Allah memberi kemampuan terhadap kita untuk membangun pribadi yang tangguh dan pantang menyerah sesuai tuntutan-Nya. Amin.
Wallahu a'lam. 
Selengkapnya...

Wasiat Asy-Syahid Abdullah Azzam

Selasa, 05 Oktober 2010 Pukul 13.00 Oleh : Admint
Oleh Habib Salim Sholeh Al Muhdhor, MA. 
Dosen STID DI AL-HIKMAH 
Wahai Para Da'i Islam! Carilah kematian niscaya anda akan dikaruniai kehidupan. Janganlah anda sampai tertipu oleh angan-angan kalian. Janganlah anda sampai tertipu oleh buku-buku yang anda baca dan amalan-amalan sunnah yang anda lakukan sehingga anda melupakan kewajiban besar. Wahai Para Ulama Islam! Majulah kalian untuk memimpin generasi yang ingin kembali kepada Rabb-nya ini. Janganlah kalian cenderung kepada kehidupan dunia. Wahai Kaum Muslimin! Telah lama kalian tidur nyenyak, sehingga kerusakan merajalela di negeri kalian. Wahai Kaum Wanita! Jauhilah kehidupan mewah dan megah karena kemewahan itu musuh disamping akan merusak jiwa manusia. Hindarilah barang-barang yang tidak terlalu penting dan cukupkanlah dengan kebutuhan-kebutuhan primer. Binalah anak-anak kalian untuk menjadi orang yang berani dan siap berjihad. Tanamkanlah pada jiwa anak-anak kalian cinta Jihad dan perjuangan. Hiduplah dengan penuh perhatian terhadap problematika kaum Muslimin. Biasakanlah paling tidak sehari dalam sepekan hidup menyerupai kehidupan kaum Muhajirin dan Mujahidin yang hanya memakan sekerat roti kering dan beberapa teguk air. Wahai Anak-Anak! Jauhkanlah diri kalian dari bualan lagu-lagu dan musik-musik orang-orang pengumbar nafsu. Jauhkanlah punggung kalian dari kasur orang-orang yang hidup bemewah-mewahan. Wahai Ummu Muhammad! (Istri Abdullah Azzam) Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan sebanyak-banyaknya atas apa yang telah engkau lakukan kepadaku dan kepada kaum Muslimin. Engkau telah bersabar hidup bersamaku setelah sekian lama merasakan manis pahitnya kehidupan. Engkau telah memberikan dukungan yang sangat berarti bagiku untuk berjalan di atas perjalanan yang penuh berkah ini dalam berjuang di medan Jihad. Ke atas pundakmulah aku serahkan tanggung jawab keluarga pada tahun 1969, ketika kita baru mempunyai dua anak dan seorang bayi. Engkau hidup dalam sebuah kamar kecil yang terbuat dari tanah liat, tanpa dapur dan alat pemanas (untuk menghadapi musim dingin). Kemudian aku serahkan ke atas pundakmu segala urusan rumah tangga ketika beban semakin berat, keluarga semakin bertambah, anak-anak bertambah besar dan tamu-tamu bertambah banyak, tetapi engkau tetap tabah menghadapi semuanya. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan sebanyak-banyaknya atas apa yang telah engkau lakukan untukku. Sesungguhnya kehidupan jihad adalah kehidupan yang paling lezat. Kesabaran menghadapi kesulitan lebih manis daripada hidup bergemilang kemewahan dan kemegahan. Pertahankanlah hidup zuhud niscaya Allah mencintaimu, dan janganlah engkau menginginkan apa yang ada di tangan orang lain, niscaya mereka akan mencintaimu. Al-Quran adalah kenikmatan dan teman hidup. Bangun malam, shiam sunnah dan istighfar di waktu pagi akan membuat hati menjadi bersih dan menjadikan engkau merasakan manisnya ibadah. Bertemanlah dengan wanita-wanita shalihah, tidak berambisi kepada kehidupan dunia dan menjauhi kemewahan dan cinta dunia, akan memberikan ketenangan hati. Semoga Allah mempertemukan dan menghimpun kita di Surga Firdaus, sebagaimana Allah menghimpun kita di dunia. Wahai Kalian Anak-Anakku! Sesungguhnya kalian tidak mendapatkan perhatianku kecuali sedikit. Kalian tidak memperoleh pembinaan dariku kecuali sedikit. Ya, aku tidak memberikan perhatian kepada kalian. Tetapi apa yang dapat aku lakukan sementara malapetaka terhadap kaum Muslimin membuat orang hamil melahirkan kandungannya dan musibah yang menimpa Umat Islam membuat rambut bayi-bayi beruban. Demi Allah, aku tidak kuasa hidup tenang sementara api malapetaka membakar hati kaum Muslimin. Aku tidak rela hidup di tengah-tengah kalian menikmati hidangan lezat. Demi Allah, sejak dulu aku membenci kemewahan, baik dalam pakaian, makanan ataupun tempat tinggal. Aku berusaha mengangkat kalian ke tingkat orang-orang zuhud dan aku jauhkan kalian dari lumpur kemewahan. Aku wasiatkan kepada kalian agar berpegang teguh kepada Aqidah Salaf (Ahlussunnah wal-Jama'ah) . Jauhkanlah diri kalian dari sikap berlebih-lebihan. Baca dan hafalkanlah Al-Quran. Jagalah lisan, bangunlah malam, lakukanlah puasa sunnah, bergaul-lah dengan orang-orang baik, aktiflah bersama gerakan Islam. Aku wasiatkan kepada kalian wahai anak-anakku agar kalian ta’at pada ibu kalian dan menghormati saudara-saudara perempuan kalian (Ummul Hasan dan Ummul Yahya). Carilah ilmu syar'i yang bermanfaat. Ta’atilah saudara kalian yang terbesar (Muhammad) dan hormatilah dia. Aku wasiatkan kalian agar saling mencintai sesama kalian. Berbuat baiklah kepada nenek dan kakek kalian (Ummu Faiz dan Ummu Muhammad), karena keduanya-lah, setelah Allah, banyak berjasa baik kepadaku. Sambunglah hubungan keluarga kita dan berbuat baiklah kepada keluarga kita. Penuhilah hak persahabatan kita kepada orang yang bersahabat demi kita. 
diposting dari : STID DI Al-Hikmah
Selengkapnya...

Minggu, 03 Oktober 2010

Harta yang abadi

Harta Abadi

Senin, 23 Februari 2009 08:15:46 - oleh : admin
Allah SWT selalu menceritakan dalam Alquran mengenai kepastian hancurnya alam dunia. Dalam pembukaan surat Attakwir [81], Al Infithaar [82], dan Al Insyiqaaq [84], digambarkan secara detail bagaimana langit yang kokoh ini kelak akan menjadi rapuh dan terkelupas.

Bintang-bintang terlepas dari porosnya, lautan dipanaskan lalu diluapkan dan menelan semua daratan, matahari dipadamkan sehingga tak ada kehidupan lagi di muka bumi. Ini menunjukkan bahwa harta yang selama ini manusia perjuangkan akan berakhir. Alam akhirat telah Allah SWT persiapkan bukan untuk sementara, melainkan untuk selama-lamanya. Tidak ada kematian lagi setelah itu.

Siapa yang selama di dunia mempersiapkan diri untuk menjadi penghuni surga dengan menaati Allah SWT dan Rasul-Nya, ia akan bahagia selamanya. Sebaliknya, siapa yang mempersiapkan diri untuk menjadi bahan bakar neraka dengan mengingkari ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya, ia akan menderita selamanya.

Dalam Alquran, Allah SWT selalu menceritakan orang-orang yang kelak pasti akan menyesal karena selama di dunia, lalai. Mereka tidak pernah percaya bahwa kelak akan dihisab semua amal dan kekayaan mereka. Akibatnya, mereka terlena dengan kemewahan, bahkan menjadi kikir dan rakus.

Mereka tak mau beramal untuk akhirat. Kekayaan ditumpuk hanya untuk kepentingan dunia. Mereka kelak akan berkata seperti yang Allah SWT rekam dalam surat Alhaqqah [69]: 27-28. "Telah hilang kekuasaanku dariku. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku."

"Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya. Dan orang kafir berkata, 'Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah'." (Annaba' [78]: 40).

Sebelum menyesal, masih ada kesempatan untuk membuat harta kita menjadi abadi. Caranya: transferlah harta anda ke akhirat. Salurkan kekayaan melalui lembaga-lembaga sosial yang membantu fakir miskin dan anak yatim. Lebih dari itu, wakafkan harta untuk pelayanan sosial, seperti masjid, sekolah pendidikan agama, dan rumah sakit.

Wallahu a'lam bishshawab.

Selengkapnya...

Jumat, 01 Oktober 2010

Harta yang berkah

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Maha baik, dan tidak menerima kecuali yang baik…" (HR. Bukhari Muslim). Harta yang berkah adalah harta yang disenangi Allah. Ia tidak harus banyak. Sedikit tapi berkah lebih baik dari pada yang banyak tetapi tidak berkah. Untuk mendapatkan keberkahan harta harus halal. Karena Allah tidak mungkin memberkahi harta yang haram. Dalam surat Al Maidah : 100 Allah menjelaskan bahwa tidak sama kwalitas harta haram dengan harta halal, sekalipun harta yang haram begitu menkajubkan banyaknya. Benar, harta haram tidak akan pernah sama dengan harta halal. Harta haram dalam ayat di atas, Allah sebut dengan istilah khabits. Kata khabits menunjukkan sesuatu yang menjijikkan, seperti kotoran atau bangkai yang busuk dan tidak pantas untuk dikonsumsi karena akan merusak tubuh: secara fisik maupun mental. Sementara harta halal disebut dengan istilah thayyib, artinya baik, menyenangkan dan sangat membantu kesehatan fisik dan mental jika dikonsumsi. Harta haram apapun bentuknya: hasil mencuri, merampok, menipu, korupsi, illegal loging dan lain sebaginya, hanya akan menuntun pemiliknya untuk menjadi rakus dan kejam. Seorang yang terbiasa mengkonsumsi harta haram jiwanya akan meronta-ronta. Merasa tidak tenang, tanpa diketahui sebabnya. Kegelisahan demi kegelisahan akan terus menyeretnya ke lembah yang semakin jauh dari Allah. Lama kelamaan ia tidak merasa lagi berdosa dengan kemaksiatan. Berkata bohong menjadi akhlaknya. Ia merasa tidak enak kalau tidak berbuat keji. Karenanya tidak mungkin harta haram -sedikit apalagi banyak- mengandung keberkahan. Allah sangat membenci harta haram dan pelakunya. Seorang yang terbiasa menikmati harta haram doanya tidak akan Allah terima: Rasulullah SAW pernah menceritakan bahwa ada seorang musafir, rambutnya kusut, pakaiannya kumal, menadahkan tangannya ke langit, memohon: yaa rabbi yaa rabbi, sementara pakaian dan makanannya haram, mana mungkin doanya diterima (HR. Muslim)

Bukan hanya doanya yang ditolak, sedekahnya pun Allah tolak. Ibn Hibban meriwayatkan Rasulullah bersabda: "Orang yang mendapatkan hartanya dengan cara haram, lalu ia bersedekah dengannya, ia tidak akan mendapat pahala dan dosanya tetap harus ia tanggung". Imam Adz Dzahaby menambahkan dalam riwayat lain: "Bahwa harta tersebut kelak akan dikumpulkan lalu dilemparkan ke dalam neraka Jahannam". Maka tidak ada jalan lain untuk meraih keberkahan kecuali hanya dengan merebut harta halal sekalipun sedikit dan nampak tidak berarti.

Ciri utama harta yang berkah adalah jika ia selalu membuat pemiliknya semakin dekat kepada Allah SWT:

a. Menambah ketakwaan

Katakanlah:"Tidak sama yang buruk (harta yang haram) dengan yang baik (harta halal), meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertaqwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan" (QS.5:100).
Perhatikan dalam ayat ini, setelah Allah menegaskan pentingnya kwalitas harta halal, Ia lalu memrintahkan, untuuk bertakwa, suatu indikasi bahwa tidak mungkin harta haram akan membantu mencapai ketakwaan.

b. Memberikan rasa aman

dalam surat Ibrahim: 24-26, Allah mengumpamakan setiap kebaikan (kalimatun tayyibah) termasuk di dalamnya harta halal dengan sebuah pohon yang kokoh, akarnya menghunjma ke bumi, cabangnya menjulang ke langit, memberikan buahnya setiap saat. Sebaliknya setiap keburukan (kalimatun khabitsah) termasuk harta haram, akan menjadi seperti pohon yang goyah, akarnya hanya melingkar dipermukaan bumi, tidak berbuah serta tidak memberikan rasa aman bagi siapa saja yang berteduh dibawahnya.

c. Mengantarkan kapada amal shaleh

Hai para rasul, makanlah yang baik-baik (halal), dan kerjakanlah amal yang saleh (QS, 23:51). Perhatikan hubungan harta halal dengan amal saleh.

d. Mendorong untuk bersyukur

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah. Di sini tergambar bahwa hanya harta halal yang bisa membuat seorang hamba padai bersyukur.

Selengkapnya...

Menikah Siapa Takut part 2

Menikah Itu Ibadah
Dalam surat Ar-Rum: 21, Allah menyebutkan pentingnya mempertahankan hakikat pernikahan dengan sederet bukti-bukti kekuasaan-Nya di alam semesta. Ini menunjukkan bahwa dengan menikah kita telah menegakkan satu sisi dari bukti kekusaan Allah swt. Dalam sebuah kesempatan Rasulullah saw. lebih menguatkan makna pernikahan sebagai ibadah, "Bila seorang
menikah berarti ia telah melengkapi separuh dari agamanya, maka hendaknya ia bertakwa kepada Allah pada paruh yang tersisa." (HR. Baihaqi, hadits Hasan)

Belum lagi dari sisi ibadah sosial. Dimana sebelum menikah kita lebih sibuk dengan dirinya, tapi setelah menikah kita bisa saling melengkapi, mendidik istri dan anak. Semua itu merupakan lapangan pahala yang tak terhingga. Bahkan dengan menikah, seseorang akan lebih terjaga moralnya dari hal-hal yang mendekati perzinaan. Alquran menyebut orang yang telah
menikah dengan istilah muhshan atau muhshanah (orang yang terbentengi) . Istilah ini sangat kuat dan menggambarkan bahwa kepribadian orang yang telah menikah lebih terjaga dari dosa daripada mereka yang belum menikah. Bila ternyata pernikahan menunjukkan bukti kekuasan Allah, membantu tercapainya sifat takwa. dan menjaga diri dari tindakan amoral, maka tidak bisa dipungkiri bahwa pernikahan merupakan salah satu ibadah yang tidak kalah pahalanya dengan ibadah-ibadah lainnya. Jika ternyata Anda setiap hari bisa menegakkan ibadah shalat, dengan tenang tanpa merasa
terbebani, mengapa Anda merasa berat dan selalu menunda untuk menegakkan ibadah pernikahan, wong ini ibadah dan itupun juga ibadah.

Pernikahan dan Penghasilan
Seringkali saya mendapatkan seorang jejaka yang sudah tiba waktu menikah, jika ditanya mengapa tidak menikah, ia menjawab belum mempunyai penghasilan yang cukup. Padahal waktu itu ia sudah bekerja. Bahkan ia mampu membeli motor dan HP. Tidak sedikit dari mereka yang mempunyai mobil. Setiap hari ia harus memengeluarkan biaya yang cukup besar dari penggunakan HP, motor, dan mobil tersebut. Bila setiap orang berpikir demikian apa yang akan terjadi pada kehidupan manusia?

Saya belum pernah menemukan sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw. melarang seorang sahabatnya yang ingin menikah karena tidak punya penghasilan. Bahkan dalam beberapa riwayat yang pernah saya baca, Rasulullah saw. bila didatangi seorang sahabatnya yang ingin menikah, ia tidak menanyakan berapa penghasilan yang diperoleh perbulan, melainkan apa yang ia punya untuk dijadikan mahar. Mungkin ia mempunyai
cincin besi? Jika tidak, mungkin ada pakaiannya yang lebih? Jika tidak, malah ada yang hanya diajarkan agar membayar maharnya dengan menghafal sebagian surat Alquran.

Apa yang tergambar dari kenyatan tersebut adalah bahwa Rasulullah saw. tidak ingin menjadikan pernikahan sebagai masalah, melainkan sebagai pemecah persoalan. Bahwa pernikahan bukan sebuah beban, melainkan tuntutan fitrah yang harus dipenuhi. Seperti kebutuhan Anda terhadap makan, manusia juga butuh untuk menikah. Memang ada sebagian ulama yang tidak menikah sampai akhir hayatnya seperti yang terkumpul dalam buku
Al-ulamaul uzzab alladziina aatsarul ilma ‘alaz zawaj. Tetapi, itu bukan untuk diikuti semua orang. Itu adalah perkecualian. Sebab, Rasulullah saw. pernah melarang seorang sahabatanya yang ingin hanya beribadah tanpa menikah, lalu menegaskan bahwa ia juga beribadah tetapi ia juga menikah. Di sini jelas sekali bagaimana Rasulullah saw. selalu menuntun kita agar berjalan dengan fitrah yang telah Allah bekalkan tanpa merasakan beban sedikit pun.

Memang masalah penghasilan hampir selalu menghantui setiap para jejaka muda maupun tua dalam memasuki wilayah pernikahan. Sebab yang terbayang bagi mereka ketika menikah adalah keharusan membangun rumah, memiliki kendaraan, mendidik anak, dan seterusnya di mana itu semua menuntut biaya yang tidak sedikit. Tetapi kenyataannya telah terbukti dalam sejarah hidup manusia sejak ratusan tahun yang lalu bahwa banyak dari mereka yang
menikah sambil mencari nafkah. Artinya, tidak dengan memapankan diri secara ekonomi terlebih dahulu. Dan ternyata mereka bisa hidup dan beranak-pinak. Dengan demikian kemapanan ekonomi bukan persyaratan utama bagi sesorang untuk memasuki dunia pernikahan.

Mengapa? Sebab, ada pintu-pintu rezeki yang Allah sediakan setelah pernikahan. Artinya, untuk meraih jatah rezki tersebut pintu masuknya menikah dulu. Jika tidak, rezki itu tidak akan cair. Inilah pengertian ayat iyyakunu fuqara yughnihimullahu min fadhlihi wallahu waasi'un aliim, jika mereka miskin Allah akan mampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan
Allah Maha luas lagi Maha mengetahui (An-Nur: 32). Ini adalah jaminan langsung dari Allah, agar masalah penghasilan tidak dikaitkan dengan pernikahan. Artinya, masalah rezki satu hal dan pernikahan hal yang lain lagi.

Abu Bakar Ash-Shidiq ketika menafsirkan ayat itu berkata, "Taatilah Allah dengan menikah. Allah akan memenuhi janjinya dengan memberimu kekayaan yang cukup." Al-Qurthubi berkata, "Ini adalah janji Allah untuk memberikan kekayaan bagi mereka yang menikah untuk mencapai ridha Allah, dan menjaga diri dari kemaksiatan." (lihat Tafsirul Quthubi, Al Jami'
liahkamil Qur'an juz 12 hal. 160, Darul Kutubil Ilmiah, Beirut).

Rasulullah saw. pernah mendorong seorang sahabatnya dengan berkata, "Menikahlah dengan penuh keyakinan kepada Allah dan harapan akan ridhaNya, Allah pasti akan membantu dan memberkahi." (HR. Thabarni). Dalam hadits lain disebutkan: Tiga hal yang pasti Allah bantu, di
antaranya: "Orang menikah untuk menjaga diri dari kemaksiatan." (HR. Turmudzi dan Nasa'i)

Imam Thawus pernah berkata kepada Ibrahim bin Maysarah, "Menikahlah segera, atau saya akan mengulang perkataan Umar Bin Khattab kepada Abu Zawaid: Tidak ada yang menghalangimu dari pernikahaan kecuali kelemahanmu atau perbuatan maksiat." (lihat Siyar A'lamun Nubala' oleh Imam Adz Dzahaby). Ini semua secara makna menguatkan pengertian ayat di atas. Di mana Allah tidak akan pernah membiarkan hamba-Nya yang bertakwa kepada
Allah dengan membangun pernikahan.

Persoalannya sekarangan, mengapa banyak orang berkeluarga yang hidup melarat? Kenyataan ini mungkin membuat banyak jejaka berpikir dua kali untuk menikah. Dalam masalah nasib kita tidak bisa mengeneralisir apa yang terjadi pada sebagian orang. Sebab, masing-masing ada garis
nasibnya. Kalau itu pertanyaanya, kita juga bisa bertanya: mengapa Anda bertanya demikian? Bagaimana kalau Anda melihat fakta yang lain lagi bahwa banyak orang yang tadinya melarat dan ternyata setelah menikah hidupnya lebih makmur? Dari sini bahwa pernikahan bukan hambatan, dan kemapanan penghasilan bukan sebuah persyaratan utama.

Yang paling penting adalah kesiapan mental dan kesungguhan untuk memikul tanggung jawab tersebut secara maksimal. Saya yakin bahwa setiap perbuatan ada tanggung jawabnya. Berzina pun bukan berarti setelah itu selesai dan bebas tanggungjawab. Melainkan setelah itu ia harus memikul beban berat akibat kemaksiatan dan perzinaan. Kalau tidak harus mengasuh anak zina, ia harus menanggung dosa zina. Keduanya tanggung jawab yang kalau ditimbang-timbang, tidak kalah beratnya dengan tanggung jawab pernikahan.

Bahkan tanggung jawab menikah jauh lebih ringan, karena masing-masing dari suami istri saling melengkapi dan saling menopang. Ditambah lagi bahwa masing-masing ada jatah rezekinya yang Allah sediakan. Tidak jarang seorang suami yang bisa keluar dari kesulitan ekonomi karena jatah rezeki seorang istri. Bahkan ada sebuah rumah tangga yang jatah rezekinya
ditopang oleh anaknya. Perhatikan bagaimana keberkahan pernikahan yang tidak hanya saling menopang dalam mentaati Allah, melainkan juga dalam sisi ekonomi.

Pernikahan dan Menuntut Ilmu
Seorang kawan pernah mengatakan, ia ingin mencari ilmu terlebih dahulu, baru setelah itu menikah. Anehnya, ia tidak habis-habis mencari ilmu. Hampir semua universitas ia cicipi. Usianya sudah begitu lanjut. Bila ditanya kapan menikah, ia menjawab: saya belum selesai mencari ilmu.

Ada sebuah pepatah diucapkan para ulama dalam hal mencari ilmu: lau anffaqta kullaha lan tashila illa ilaa ba'dhiha, seandainya kau infakkan semua usiamu -untuk mencari ilmu-, kau tidak akan mendapatkannya kecuali hanya sebagiannya. Dunia ilmu sangat luas. Seumur hidup kita tidak akan pernah mampu menelusuri semua ilmu. Sementara menikah adalah tuntutan
fitrah. Karenanya, tidak ada aturan dalam Islam agar kita mencari ilmu dulu baru setelah itu menikah.

Banyak para ulama yang menikah juga mencari ilmu. Benar, hubungan mencari ilmu di sini sangat berkait erat dengan penghasilan. Tetapi banyak sarjana yang telah menyelesaikan program studinya bahkan ada yang sudah doktor atau profesor, tetapi masih juga pengangguran dan belum mendapatkan pekerjaan. Artinya, menyelesaikan periode studi juga bukan jaminan untuk mendapatkan penghasilan. Sementara pernikahan selalu mendesak tanpa semuanya itu. Di dalam Alquran maupun Sunnah, tidak ada tuntunan keharusan menunda pernikahan demi mencari ilmu atau mencari harta. Bahkan, banyak ayat dan hadits berupa panggilan untuk segera menikah, terlepas apakah kita sedang mencari ilmu atau belum mempunyai penghasilan.

Berbagai pengalaman membuktikan bahwa menikah tidak menghalangi seorang dalam mencari ilmu. Banyak sarjana yang berhasil dalam mencari ilmu sambil menikah. Begitu juga banyak yang gagal. Artinya, semua itu tergantung kemauan orangnya. Bila ia menikah dan tetap berkemauan tinggi untuk mencari ilmu, ia akan berhasil. Sebaliknya, jika setelah menikah
kemauannya mencari ilmu melemah, ia gagal. Pada intinya, pernikahan adalah bagian dari kehidupan yang harus juga mendapatkan porsinya. Perjuangan seseorang akan lebih bermakna ketika ia berjuang juga menegakkan rumah tungga yang Islami.

Rasulullah saw. telah memberikan contoh yang sangat mengagumkan dalam masalah pernikahan. Beliau menikah dengan sembilan istri. Padahal beliau secara ekonmi bukan seorang raja atau konglomerat. Tetapi semua itu Rasulullah jalani dengan tenang dan tidak membuat tugas-tugas kerasulannya terbengkalai. Suatu indikasi bahwa pernikahan bukan hal yang
harus dipermasalahkan, melainkan harus dipenuhi. Artinya, seorang yang cerdas sebenarnya tidak perlu didorong untuk menikah, sebab Allah telah menciptakan gelora fitrah yang luar biasa dalam dirinya. Dan itu tidak bisa dipungkiri. Masing-masing orang lebih tahu dari orang lain mengenai gelora ini. Dan ia sendiri yang menanggung perih dan kegelisahan gelora ini jika ia terus ditahan-tahan.

Untuk memenuhi tuntutan gelora itu, tidak mesti harus selesai study dulu. Itu bisa ia lakukan sambil berjalan. Kalaupun Anda ingin mengambil langkah seperti para ulama yang tidak menikah (uzzab) demi ilmu, silahkan saja. Tetapi apakah kualitas ilmu Anda benar-benar seperti para ulama itu? Jika tidak, Anda telah rugi dua kali: ilmu tidak maksimal, menikah
juga tidak. Bila para ulama uzzab karena saking sibuknya dengan ilmu sampai tidak sempat menikah, apakah Anda telah mencapai kesibukan para ulama itu sehingga Anda tidak ada waktu untuk menikah? Dari sini jika benar-benar ingin ikut jejak ulama uzzab, yang diikuti jangan hanya tidak menikahnya, melainkan tingkat pencapaian ilmunya juga. Agar seimbang.

Kesimpulan
Sebenarnya pernikahan bukan masalah. Menikah adalah jenjang yang harus dilalui dalam kondisi apapun dan bagaimanapun. Ia adalah sunnatullah yang tidak mungkin diganti dengan cara apapun. Bila Rasulullah menganjurkan agar berpuasa, itu hanyalah solusi sementara, ketika kondisi memang benar-benar tidak memungkinkan. Tetapi dalam kondisi normal, sebenarnya tidak ada alasan yang bisa dijadikan pijakan untuk menunda pernikahan.

Agar pernikahan menjadi solusi alternatif, mari kita pindah dari pengertian "pernikahan sebagai beban" ke "pernikahan sebagai ibadah". Seperti kita merasa senang menegakkan shalat saat tiba waktunya dan menjalankan puasa saat tiba Ramadhan, kita juga seharusnya merasa senang memasuki dunia pernikahan saat tiba waktunya dengan tanpa beban. Apapun kondisi ekonomi kita, bila keharusan menikah telah tiba "jalani saja dengan jiwa tawakkal kepada Allah". Sudah terbukti, orang-orang bisa menikah sambil mencari nafkah. Allah tidak akan pernah membiarkan hambaNya yang berjuang di jalanNya untuk membangun rumah tangga sejati.

Perhatikan mereka yang suka berbuat maksiat atau berzina. Mereka begitu berani mengerjakan itu semua padahal perbuatan itu tidak hanya dibenci banyak manusia, melainkan lebih dari itu dibenci Allah. Bahkan Allah mengancam mereka dengan siksaan yang pedih. Melihat kenyataan ini, seharusnya kita lebih berani berlomba menegakkan pernikahan, untuk
mengimbangi mereka. Terlebih Allah menjanjikan kekayaan suatu jaminan yang luar biasa bagi mereka yang bertakwa kepada-Nya dengan membangun pernikahan.
Ust. Prof.DR.Amir Faishol,MA
Wallahu a'lam bishshawab.
Selengkapnya...