Untaian Kata

Salam - salam

Assalamu'alaikum para pengunjung yang budiman....Semoga Blog ini bermanfaat

Senin, 11 Oktober 2010

Orasi DR. Anis Shorosh : Benarkah Yesus Tuhan? Part I

Saya menyapa anda sekalian dengan mengatas namakan Yesus dari Nazaret, putra negeriku. Di kota Nazaret orang mengatakan "Janganlah Pergi mengunjungi seorang teman dengan tangan hampa". Maka pada malam hari ini, saya sangat berbahagia sekali dapat mempersem­bahkan sebuah hadiah untuk teman saya Ahmed Deedat, yang secara pribadi baru pertama kali ini saya berjumpa dengannya. Di samping itu, saya juga ingin mem­persembahkan sebuah hadiah, khusus kepada para pimpinan koster (penjaga gereja), yaitu kunci kota kami, Mobile, di Alabama. Hadiah ini diberikan kepada orang-orang yang turut berpartisipasi dalam mengembangkan ajaran Masias dari Nazaret, tidak di kota kami saja, bahkan di kota-kota lainnya juga, dan untuk seluruh rekan-rekan Tuan Ahmed Deedat, saya mempersembahkan lambang-lambang khusus untuk Bible dari kota Baitul Maqdis, di mana terlihat di dalamnya gambar kubah hijau dan lambang-lambang lainnya dari kota tersebut. Saya kira sebagian besar dari anda telah lama duduk di auditorium ini, dan sebagian anda datang dari tempat-­tempat yang jauh. Sudah saatnya anda berdiri bersama saya untuk beberapa saat. Mari silahkan berdiri, dan ketika anda dalam keadaan demikian, saya ingin mengikut sertakan anda dalam sebuah ritual yang telah saya persiapkan. Saya membaca Bible dengan bahasa saya, yaitu bahasa Arab dalam keadaan ruku' dan membacakannya kepada orang-orang dalam keadaan berdiri karena menghormati dan mengagungkannya.



Saya berharap kepada para hadirin yang membawa naskah Bible -sebagaimana yang diusulkan oleh Tuan Ahmed Deedat dalam pemberitahuannya- agar membuka kitab tersebut, dan kita akan membaca bersama-sama, delapan ayat pertama dari pasal satu, Surat Kepada Orang Ibrani.



1. “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 2, maka pada zaman akhir ini, Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan anak-Nya, yang telah la tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia, Allah telah menjadikan alam semesta. 3, Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa-dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Maha Besar di tempat yang tinggi, 4, jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama mereka, 5, karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah la katakan, “Anak-Ku Engkau !. Engkau telah Ku peranakkan pada hari ini? dan Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan la akan menjadi anak-Ku?". 6, Dan ketika Ia membawa pula anak-Nya yang sulung ke dunia, la berkata, "Semua malaikat Allah harus merryembah Dia ". 7, Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata, "Yang membuat malaikat-malaikat-Nya menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api". 8, Tetapi tentang anak Ia berkata, `Takhta-Mu ya Allah tetap untuk seterusnya dan selamanya. Dan tongkat kerajaan Mu adalah tongkat kebenaran".



“Terima kasih, dan silahkan duduk kembali . . . Raja Palestina berkebangsaan Roma yang terkenal, Pilatus Al-Binty, berdiri di atas beranda yang sejajar dengan jumhur yang berdesakan di hadapannya, di lapangan benteng Anthonio di Baitul Maqdis, tempat saya dulu tinggal sebelum pindah. Dia mengarahkan sebuah pertanyaan yang sangat penting kepada jumhur yang sedang kacau balau, yaitu "Jadi, apa yang akan kita perbuat terhadap Yesus yang telah mengaku sebagai Mesias?". Pada malam ini, setelah 1985 tahun peristiwa bersejarah itu berlalu, nasib setiap yang hidup masih tetap dipertaruhkan untuk menjawab pertanyaan ini. Adapun jawaban jumhur di pagi buta itu adalah "Saliblah dia!". Sedangkan sebab yang mereka kemukakan kepada Pilatus adalah "Sesuai dengan syari'at kita, dia harus dibunuh, karena dia telah menjadikan dirinya sebagai anak Alllah". Karena takut terjadi pemberontakan yang berbahaya, dan demi menyenangkan hati para pendeta Yahudi, Pilatus mengikuti permintaan jumhur, kendati dengan jelas dia menyatakan sebanyak tiga kali, "Aku tidak menemukan satu alasanpun padanya". Enam ratus tahun setelah peristiwa ini berlalu, al-Qur'an menggambarkan Yesus sebagai anak yang suci, artinya yang suci dari dosa-dosa. pertanyaan yang akan saya lemparkan kepada anda pada malam hari ini adalah, "Apakah Yesus dari Nazaret seorang pembohong atau idiot, ataukah dia - sebagaimana yang diakuinya- adalah Tuhan!?".



Semua makhluk, akal dan sejarah menyaksikan keberadaan Allah, dan agama-agama adalah hasil dari upaya keseriusan manusia untuk mengenal Allah, demikianlah yang dikatakan oleh para filosof, theolog dan kaum sejarawan.2



Akan tetapi, tunggu dulu!. Saya ingin melontarkan kepada anda pertanyaan berikut, "Apakah Allah benar-­benar hilang?. Apakah kita perlu mencari-Nya?. Bukankah kita yang hilang!? dan oleh karena itu Dia datang untuk mencari kita lewat Yesus, Mesias!?".



Sekali lagi saya ingin mengarahkan perhatian anda kepada ayat 3 dan 4, pasal 4 dari Surat Kedua Kepada Jemaat di Korintus.



"Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, 4, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah". (Surat Paulus yang Kedua Kepada Jemaat di Korintus 4: 3-4)



Bible adalah kitab terbaik di atas muka bumi, terdiri dari 66 surat dan ditulis selama 1500 tahun dengan melibatkan hampir 40 orang pengarang, di antara mereka ada raja-raja dan para penggembala, ada orang-orang kaya dan para fakir miskin, ada orang-or­ang tua dan para pemuda, dan ada para nelayan. Akan tetapi kitab ini mengandung isi yang menunjukkan bahwa ia adalah perkataan Allah yang diilhamkan dan yang suci, karena pengarang sebenarnya adalah satu, yaitu Roh Kudus. 3 Saya akan membacakan kepada anda ayat 20 dan 21, pada pasal pertama dari Surat Petrus yang Kedua:



“Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, 21, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan okh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah". (Surat Petrus yang Kedua 1: 20-21)



Kita mengetahui bahwa Bible adalah kitab yang diilhamkan untuk mewujudkan nubuat-nubuat (berita-­berita kenabian) yang tersebut di dalamnya, yaitu nubuat-nubuat yang mendahului peristiwa beberapa abad sebelumnya. Demikian pula Bible telah berperan serta dalam mendidik akhlak setiap masyarakat manusia 4 yang percaya dengannya dan mengamalkan ajaran-ajarannya. Di samping itu, keshahihan Bible juga mendapat kritikan, akan tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan kebathilannya. Sebab fakta-fakta sejarah dan manuskrip-manuskrip klasik telah membuktikan keshahihan kitab ini sebagaimana yang dibuktikan oleh penemuan-penemuan Arkeologi.
Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar